Pelajar Zaman Sekarang
Pelajar merupakan aset bangsa yang sangat berharga. Karena bagaimanapun, pelajarlah yang nantinya akan memegang kendali terbesar bangsa ini. Merekalah yang akan menangani pembangunan, mengolah perekonomian, mengupgrade sistem pendidikan, dan lain-lain. Oleh karena itu, pelajar harus memiliki motivasi dan potensi yang tinggi serta belajar dengan kualitas pendidikan yang tinggi juga, agar nantinya mereka akan bisa melaksanakan peran yang penting tadi.
Pemerintah sebenarnya sudah melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Salah satunya dengan cara menggonta-ganti kurikulum hingga ditemukan sistem belajar yang efektif. Namun sayang, penggantian kurikulum yang telah diterapkan pada pendidikan di Indonesia ini masih belum bisa mencapai titik maksimal. Memang bukan sepenuhnya salah pemerintah. Justru yang berperan besar dan menjadi mata rantai terpenting di dalam sistem pendidikan di Indonesia adalah tenaga pendidik (guru).
Idealnya, seorang guru harus bisa memberikan pengajaran secara profesional berdasarkan kurikulum yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Katakanlah KBK(Kurikulum Berbasis Kompetensi). Seorang guru harus bisa mengerti dan mendalami KBK itu sendiri terlebih dahulu sebelum ia menyajikannya kepada murid. Namun faktanya, dalam proses KBM di banyak sekolah, bahkan di sekolah favorit dan unggulan sekalipun, seringkali terlihat murid dan guru sama-sama bingung. Sang guru bingung tentang bagaimana dia menyampaikan materi berdasarkan KBK. Sedangkan si murid juga bingung, lantaran ia belum bisa beradaptasi dengan cara mengajar guru yang dianggapnya masih asing. Dalam keadaan seperti ini, murid jadi tidak nyaman belajar. Akibatnya materi yang dipelajari tidak dapat dicerna dengan baik. Dan nilai ulangan pun menjadi buruk. Parahnya, guru biasanya selalu menyalahkan murid saja. Dia menganggap muridnya bodoh, tidak tanggap, atau cara belajar siswanya salah. Padahal yang sebenarnya terjadi adalah cara mengajarnya yang salah. Guru masih belum paham apa yang dibutuhkan siswa.
Masalah seperti ini akan menimbulkan dampak berkelanjutan yang cukup berbahaya. Sebagai contoh, pada akhir semester, guru masih belum mampu memberikan semua materi yang ditanggungnya selama satu semester. Akibatnya siswa diberi tugas yang seabrek. Bayangkan jika semua guru di salah satu sekolah berlaku demikian, pasti akan menimbulkan efek negatif pada siswa itu sendiri. Siswa akan merasa stres dan motivasi belajarnya menurun.
Sudah terlihat, dari hal sepele ini saja sebenarnya sudah bisa diketahui kualitas pendidikan di negeri kita. Seharusnya, para stimulus pendidikan harus menjadikan kualitas pendidikan sebagai prioritas tertinggi. Sebab, pelajar di masa kini adalah pemimpin di masa depan.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
4 komentar:
kata dosen gw, orang yang berhenti belajar adalah pemilik masa lalu, dan orang yang tak pernah berhenti belajar adalah pemilik masa depan__^
hmm.... brrti dya orang yang mmpunyai masa depan yang suram donk.. ckckkckc
selagi masih ada waktu,,
gada salahnya berubah__^
*hidup ini begitu singkat bila dijalani dg hal-- yang biasa-- saja*
hmm... mmngnya juga sii.. tapi itu kan tergantung orangnya juga kan??
kalau dya mau berubah y berubah deh.. tapi kalau g cmn bisa jadi sampah masyarakat :)
Posting Komentar